The Afterlife...
Published by Furede Riko under film on 9/30/2010 05:52:00 AMKemarin berkonvoy motor ria untuk menikmati tayangan 3D dari...
Resident Evil: Afterlife yang merupakan sekuel terbaru dari franchise movie yang diadaptasi dari game dengan judul sama (atau Bio Hazzard dalam versi Jepang). Mengingat banyak review yang kurang baik mengenai film ini, maka kami memutuskan buat menonton versi 3Dnya biar ga rugi-rugi amat. Well... kata 'kami' disini sebenarnya merujuk pada seorang phlegmatis yang selalu terpaksa berganti haluan menjadi kolerik dikarenakan yang lainnya juga flegmatik semua... Oouuch T.T
Anyway, berkonvoi ria, aku nonton ber-6 bersama my brothers and sisters. Dan hampir aja telad, karena kita berangkatnya mepet banget... Film mulai jam 5 sementara kami baru berangkat dari rumah jam 4 lebih. What can I say? Beberapa baru aja pulang kerja jam segitu wkwkwk.
Secara overall, tayangan ini biasa aja... ga terlalu spesial, dan malah kalo mau dibilang kasar, ini sekuel yang sebenernya tidak perlu dibuat. Secara pribadi aku ga terlalu enjoy dengan versi layar lebar dari Resident Evil, karena terasa seperti AU (Alternate Universe) dari game-nya. Aku masih lebih lebih enjoy dengan storyline yang tertuang di gamenya. Terus terang, versi CG Animationnya lebih menarik untuk ditonton buat aku. Mungkin karena film ini terlalu memfokuskan pada karakter Alice yang diperankan Milla Jovovich. Efek 3D dari film ini juga ga terlalu stunning, karena lebih fokus pada enviromental 3D. Yang berarti kesan 3D hanya terlihat dari pecahan kaca, peluru, dan lainnya. Ini pertama kali aku melihat tayangan non animasi yang dibuat 3D, dan so far aku lebih prefer melihat tayangan animasi yang dibuat 3D dibanding seperti ini.
Kisah dimulai dari Alice yang menyatroni markas Umbrella Tokyo bersama dengan kumpulan klon-nya yang kita liat bersama di ending prekuelnya. Yang keren, disini judul asli game yaitu Bio Hazzard disebut-sebut, dan yang bikin menarik adalah kemunculan kembali seorang tokoh antagonis yang menyebalkan yaitu Albert Wesker (diperankan Shawn Roberts), bahkan bisa dibilang inti kisah film ini adalah duel antara Alice dengan Wesker. Kisah berlanjut pada Alice menemukan Claire Redfield (Ali Larter dari Heroes) yang hilang ingatan dan menjadi setengah gila karena pengaruh benda aneh di dadanya. Setelah menyelamatkan Claire, mereka sampai ke sebuah kota yang ternyata masih ada orang yang belum terinfeksi. Para refugee ini ternyata menyimpan seorang karakter dari game lagi dalam tahanan karena dicurigai adalah seorang pembunuh. Tokoh ini adalah Chris Redfield (Wentworth Miller dari Prison Break). Dan dimulailah aksi mereka untuk bisa menyeberang ke perahu penyelamat Arcadia yang ternyata adalah bagian dari plot Umbrella. Dan di ujung film, penonton disuguhi oleh kehadiran kembali Jill Valentine dalam sosoknya yang berbeda.
Yang membuat film ini ga terlalu buruk adalah kehadiran karakter2 game yang membuat tontonan ini serasa familiar. Kendati demikian, pemilihan aktor untuk Chris -kendati Wentworth bukan aktor yang buruk- sangat kurang pas karena ga menggambarkan Chris Redfield seutuhnya. Yah, bisa dibilang tapi keputusan untuk memunculkan Chris sendiri sudah sangat baik karena membuat fan senang (walau ga se-senang itu). Sayang sekali mereka ga menempatkan Leon dan Ada Wong disana, karena itu pasti bisa semakin 'menjual' film ini dengan lebih baik.
Buat penggemar Resident Evil, dianjurkan untuk nonton... walau mungkin gakan se-excited yang diharapkan. Buat yang belom pernah nonton prekuelnya, dianjurkan buat liat dulu yang sebelum2nya karena sejujurnya menurut aku, judul2 sebelumnya jauh lebih baik daripada yang ini.
Seudah nonton, kita berjalan2 di Sky Walk-nya Ciwalk dan seperti biasa narsis2an dulu disana (foto-foto lah, what else? wkwkwk) sebelum ditutup dengan makan malam bersama (Gokana HOT Ramen - lanjut Es Sadewa + Baso Tahu).
Peace ah...